Isu radikalisasi dalam masyarakat menjadi tantangan besar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara yang kaya dengan kemajemukan ini menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok ekstremis yang berusaha merusak keberagaman yang telah lama terjaga. Untuk itu, pendekatan teologi yang bisa menjadi benteng dari radikalisasi sangat diperlukan. Salah satu pemikir Islam Nusantara yang memiliki kontribusi penting dalam membangun pemahaman tentang kemajemukan adalah Shaykh Nawawi al-Bantani. Artikel ini bertujuan untuk menggali konsep teologi diakletis yang ditawarkan oleh Shaykh Nawawi al-Bantani, yang dapat menjadi upaya preventif dalam menghadapi radikalisme dan menjaga eksistensi kemajemukan di Nusantara. Tujuan Penelitian meneliti konsep teologi diakletis Shaykh Nawawi al-Bantani dalam konteks Islam Nusantara, menganalisis kontribusi pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani terhadap upaya pencegahan radikalisasi di Indonesia, menggali relevansi pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani dalam memperkuat keberagaman dan kemajemukan di masyarakat Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur yang mendalam terhadap karya-karya Shaykh Nawawi al-Bantani, khususnya yang berkaitan dengan konsep teologi diakletis. Selain itu, artikel ini juga mengkaji teori-teori radikalisasi dan pluralisme agama yang ada di Indonesia, serta menghubungkannya dengan pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani. Data yang digunakan berupa teks-teks klasik karya al-Bantani dan literatur terkait. Hasil Riset, Konsep Teologi Diakletis Shaykh Nawawi al-Bantani:
Penelitian ini menemukan bahwa Shaykh Nawawi al-Bantani mengembangkan konsep teologi diakletis, yang mengedepankan pemahaman tentang agama yang inklusif dan mendorong toleransi antarumat beragama. Pemikiran ini sangat relevan dengan konteks Indonesia yang memiliki keragaman agama dan budaya. Al-Bantani menekankan pentingnya dialog antaragama dan sikap saling menghormati dalam menjaga keharmonisan social, Upaya Preventif Radikalisasi, Konsep diakletis al-Bantani dapat dijadikan sebagai pendekatan preventif untuk menangkal radikalisasi, terutama di kalangan generasi muda. Dengan menekankan pentingnya sikap moderat, al-Bantani mengajarkan bahwa umat Islam seharusnya menjauhi fanatisme dan ekstremisme dalam beragama, serta berusaha menjaga kemajemukan sebagai bagian dari ajaran Islam yang rahmatan lil-‘alamin, Relevansi dengan Kemajemukan di Nusantara, Pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang plural. Dalam konteks Nusantara, ajaran-ajaran al-Bantani tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan agama dapat menjadi dasar untuk memperkuat eksistensi kemajemukan dan mengurangi potensi konflik antarumat beragama. Artikel ini menyimpulkan bahwa ajaran al-Bantani bisa menjadi referensi penting dalam merumuskan kebijakan dan pendidikan agama yang mendorong kesatuan dan keharmonisan dalam keberagaman.
Artikel ini dipublikasikan dalam Jurnal Kontemplasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung pada tahun 2017. Jurnal ini memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan pemikiran-pemikiran teologis yang dapat membantu membentuk wawasan keagamaan yang moderat dan inklusif, khususnya di kalangan akademisi dan masyarakat luas. Rekomendasi, Pengintegrasian ajaran teologi diakletis Shaykh Nawawi al-Bantani dalam kurikulum pendidikan agama di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk membentuk generasi muda yang moderat dan toleran, Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga keberagaman melalui kajian-kajian keislaman yang mengedepankan pemahaman teologi inklusif dan moderat, Penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai penerapan pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani dalam konteks kebijakan publik dan keberagaman agama di Indonesia.
Penelitian ini menegaskan bahwa konsep teologi diakletis yang dikembangkan oleh Shaykh Nawawi al-Bantani menawarkan solusi preventif terhadap radikalisasi dan bisa berperan besar dalam memperkuat kemajemukan di Nusantara. Dengan menekankan prinsip moderasi, dialog antaragama, dan sikap toleransi, pemikiran al-Bantani dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga eksistensi keberagaman agama di Indonesia, serta menangkal ancaman radikalisasi yang berpotensi merusak kedamaian social, Tindak Lanjut, Hasil riset ini diharapkan dapat diterapkan dalam kebijakan pendidikan agama dan sosial di Indonesia, untuk mendorong terciptanya masyarakat yang lebih toleran dan moderat. Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemikiran Shaykh Nawawi al-Bantani terhadap masyarakat juga perlu dilakukan untuk memperdalam pemahaman dan penerapannya, Demikian berita acara ini dibuat sebagai laporan hasil riset dan publikasi yang membahas tentang konsep teologi diakletis Shaykh Nawawi al-Bantani. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya wawasan keagamaan di Indonesia dan memberi kontribusi terhadap keberagaman yang harmonis.
Judul Artikel:
Konsep Teologi Diakletis Shaykh Nawawi al-Bantani: Upaya Preventif Radikalisme atas Eksistensi Kemajemukan di Nusantara
Link: https://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/view/734
Jurnal:
Kontemplasi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Fakultas Ushuluddin
Penulis:
Dr. Ubaidillah, M. Hum
Sekretaris Program Studi Islam Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung